PROLOG :
Cahaya bulan membasuh aku, keramayan di kota. Gedung-gedung bertingkat menjulang tinggi ke lagit. Gemerisik daun membisikkan peringatan dalam semilir angin malam susim panas itu. Tapi aku mengabaikannya. Aku hanya berharap ada sesuatu yang harus aku selesaikan.
Cahaya bulan membasuh aku, keramayan di kota. Gedung-gedung bertingkat menjulang tinggi ke lagit. Gemerisik daun membisikkan peringatan dalam semilir angin malam susim panas itu. Tapi aku mengabaikannya. Aku hanya berharap ada sesuatu yang harus aku selesaikan.
Apakah aku siap untuk ini? Apakah aku siap untuk sebuah perubahan yang akan mengubah hidupku? Aku tau jika gigitan ini, aku tidak akan seperti dulu lagi. Semua kehidupan aku akan berubah.
Pikiranku terguncang aleh kekejaman sebuah kata yang sederhana. BERUBAH. Kata itu memiliki arti yang lebih bagiku saat ini - aku mengerti.
Pikiranku terguncang aleh kekejaman sebuah kata yang sederhana. BERUBAH. Kata itu memiliki arti yang lebih bagiku saat ini - aku mengerti.
Sangat sulit untuk memercayainya. Dulu aku masih tidak percaya pendapat bahwa drahkula/vampir itu sebenarnya memang ada. Dan sekarang aku, Berahma Dani, akan menjadi salah satunya.
SATU MINGGU SEBELUMNYA.
Ketakutan. Rasa itu hidup, bernapas, dan bersemayam dalam diriku. Kadang aku dapat merasakannya ada sesuatu yang akan terjadi padaku. Perasaan itu menyertaiku sekarang ketika aku sedang berjalan melewati jalan di tengah malam. Tapi aku sudah terlatih untuk menyembunyikan rasa panik dan takut itu. Aku tak ingin menjadi seorang peria penakut.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat teman aku yang bernama Adi, dia adalah teman baikku selama aku kuliah. walaupu dia sedikit agak bandel tapi dia sangat baik dan royal.
Tidak tersa aku sudah sampai di tempatnya aku terkejut melihat adi yang tergesa-gesa,
SATU MINGGU SEBELUMNYA.
Ketakutan. Rasa itu hidup, bernapas, dan bersemayam dalam diriku. Kadang aku dapat merasakannya ada sesuatu yang akan terjadi padaku. Perasaan itu menyertaiku sekarang ketika aku sedang berjalan melewati jalan di tengah malam. Tapi aku sudah terlatih untuk menyembunyikan rasa panik dan takut itu. Aku tak ingin menjadi seorang peria penakut.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat teman aku yang bernama Adi, dia adalah teman baikku selama aku kuliah. walaupu dia sedikit agak bandel tapi dia sangat baik dan royal.
Tidak tersa aku sudah sampai di tempatnya aku terkejut melihat adi yang tergesa-gesa,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar